Monday, July 27, 2015

Suster Maling!

It’s been a huge heartbreaking for me to write this since the person I trusted the most has betrayed me and the whole family. Tapi harus share supaya orang lain waspada, cermat dalam mempekerjakan dan mempercayai orang. Mudah-mudahan orangnya sekarang tobat dan ga ada korban lagi.

Ternyata suster/babysitter yang bekerja di keluarga kami adalah seorang maling dan penipu ulung. Sambil bekerja, sang suster ternyata suka membuka-buka lemari kami dan mengambil barang kami. Tidak hanya majikan, kepada sesama rekan kerjanya di rumah pun juga sama. Tega.

Barang yang diambil (yang kami ketahui):
  1.      Mas kawin pernikahan
  2.      Uang asing US Dollar & Malaysian Ringgit
  3.      Uang Rupiah sesama rekan kerja (pembantu/suster/supir)
  4.      Elektronik (handphone)
  5.      Pakaian saya, adik saya, suami saya, bahkan Bapak & Ibu saya
  6.      Barang-barang lainnya (tas, bros, pin) milik saya, adik saya, Bapak & Ibu saya
Mas kawin pernikahan kami
(logam mulia) yang dicuri
disembunyikan di dalam
bungkus bekas tisu
Orang ini mulutnya sangat manis, pandai berbohong (persistent berbohong sampai Bapak saya dan Pak RT kewalahan untuk membuat dia mengaku), bahkan berani menggertak balik kami ketika sudah ketahuan mencuri. Kejadian ini berlangsung ketika bulan Ramadhan dan dia dengan mudahnya berbohong seperti orang br*ngs*k dan berani sekali dengan mengatas namakan Tuhan dan agama: “Demi Allah”, “Demi Qur’an”, “Saya berani berwudhu dan sumpah di atas Qur’an”. Kami sampe ga bisa membedakan mana omongan yang bohong, mana yang benar.

Parahnya lagi, orang ini berjilbab panjang yang hanya dilepas saat mandi dan tidur. Orang ini puasa Senin Kamis. Orang ini sholat 5 waktu. Orang ini hampir selalu pasang DP/Profile Picture ayat Quran. Ternyata amal ibadah memang ga sebanding sama perbuatan. Cuma kedok aja. Penampakan orangnya seperti apa, silakan lihat sendiri di gambar.

Penampakan Suster Maling
Orang ini akhirnya ketahua  karena ditemukan bukti penukaran uang asing di dompetnya – sebesar dengan uang asing kami yang hilang. Nama yang tertera di bukti penukaran: NAMA TEMENNYA. Nomer telpon yang tertera di bukti pembayaran: NOMOR TETANGGANYA DI KAMPUNG. Ketika ditanya kok baju kami ada di kamu, kok tas kami ada di kamu, kok kamu ambil barang ini, orang ini dengan enaknya melempar kesalahan ke rekan kerjanya. Misal: “Oh, baju ini dikasi sama Mba X. Katanya baju Ibu udah ga dipakai lagi.” Atau “Saya curi mas kawin Ibu karena Mba Y bilang nilainya tinggi, jadi saya tertarik untuk mencuri.” . Orang ini pun hutang pulsa di Warung dengan memakai nama rekan kerjanya sampai yang dikejar-kejar adalah rekan kerjanya. TEGA BANGET!

Barang-barang yang dibawa pulang: 1 tas besar dan 3 dus,
termasuk di dalamnya baju-baju Bapak Ibu saya yang sudah
mengikhlaskan baju yang diambil oleh Suster ini.
Barang-barang yang sudah ketahuan dicuri pun, orang ini ga ada niatan untuk mengembalikan. Gaji, THR, dan bonus pun sampai saya tarik lagi untuk menggantikan uang curian yang sudah dipakai untuk kebetuhan konsumtif orang ini. Dan setelah kami pecat, ini orang DENGAN GA TAU MALUNYA, masih berani nanya minta gaji dan THRnya.

Orang ini juga tahu apa itu PENCITRAAN. Pada awal bekerja, dia cerita ke kami bahwa dia sedang butuh uang sebesar belasan juta untuk membayar denda ke sebuah PT karena dia batal berangkat jadi TKW ke Malaysia. Kami pun pernah membantu menjualkan laptop dia (yang katanya milik adeknya). Tapi semua uang itu bukannya ditabung untuk membayar denda tapi dihabiskan untuk membeli HP baru (Samsung Grand Duos), membeli obat muka yang harganya 400 ribu sepaket yang 1 bulan bisa habis 2 paket, membeli baju-baju untuk dia dan anaknya, dan kebutuhan konsumtif lainnya.

Di waktu saya mengetahui bahwa mas kawin pernikahan saya hilang, saya sedih sekali dan dia pun ikutan (pura-pura) menangis. Tidak cuma sekali, di hadapan rekan kerjanya pun, dia (pura-pura) menangis sedih atas kehilangan yang terjadi di rumah kami. Di depan kami dia selalu membangun imej bahwa dia bukan pelakunya. Dia pernah bilang ke saya dan ke rekan kerjanya: "Aduh Bu, saya aja ga tau dan belum pernah lihat bentuk logam mulia itu kayak apa." atau "Saya mah ga pernah buka-buka lemari orang.". Pernah satu kali rekan kerjanya membuka lemari dia tanpa seizin dia. Kemudia dia cerita ke saya sambil nangis-nangis: "Kok ada ya Bu orang yang berani buka-buka lemari orang tanpa seizin yang punya? Kok tega ya? Memang kalau lemarinya saya buka-buka tanpa sepengetahuan dia, dia juga suka?". Yah, ternyata dia sendiri sama aja..

Suster Maling dengan muka (pura-pura) menyesal
Jujur, saya, kami sekeluarga, tetangga satu komplek, dan orang-orang yang tahu dia, sama sekali ga nyangka kalau suster ini yang kami kenal baik dan Islami ternyata maling, penipu ulung, dan pembohong besar. Kami sekeluarga pun memperlakukan dia dengan baik: boleh pulang kampung untuk ultah anaknya padahal  baru 1 bulan kerja, diajak traveling keluar kota, suka dibelikan baju baru, dll. Saya pribadi jadi belajar, di dunia ini memang ada orang BR*NGS*K walaupun kami sudah memperlakukan orang tersebut dengan baik.

Please share postingan ini jika dirasa perlu. Siapa tahu dia sedang cari-cari kerja dan ada calon majikannya yang butuh testimony tentang kelakuan dan performancenya.

(WATCH OUT!! Dengan kami, dia bekerja sebagai suster/babysitter. Di tempat lain, dia mengaku pernah bekerja sebagai TKW di Malaysia, pernah bekerja sebagai ART dan pernah BEKERJA DI RESTORAN. Siapa tahu saat ini dia apply jadi profesi lain.)

Data diri ybs sebagai berikut (KTP terlampir):

KTP Suster Maling
Nama: Eny Sugiarsih
TTL: Blora, 6 Juli 1979
Asal: Ambarawa/Blora
Suami: Ada
(Sedang berada di Malaysia menjadi TKI)
Anak: 2 (Anak I umur 8 tahun; Anak II umur 3 tahun)